- Pendahuluan
Shakespeare adalah penyair Inggris, penulis naskah drama, sekaligus aktor yang diakui sebagai salah satu yang terbaik sepanjang sejarah umat manusia. Dia menulis tentang keadaan sosial kehidupan. Beberapa karya Shakespeare, seperti Romeo dan Juliet, Hamlet, dan Midsummer Night Dreams termasuk sebagai karya sastra paling terkenal di seluruh dunia. Hal yang penting dalam menikmati karya-karya Shakespeare adalah bagaimana anda dapat menerima autoritas dan karakteristik Shakespeare apa adanya. Gaya penulisan dan bahasa sangat berkarakter mempunyai nilai sastra tersendiri.
Tak banyak catatan dalam kehidupan pribadi Shakespeare. Ada pendapat yang berkembang bahwa Shakespeare tidak benar-benar menulis karya dramanya. Menurut para peneliti, Shakespeare bisa jadi hanya nama samaran dari tokohh-tokoh penulis pada masa-masa tersebut seperti Francis Bacon dan Ratu Elizabeth pertama. Salah satu karya Shakespeare yang terkenal A Midsummer Night's Dream adalah sebuah drama komedi. Drama yang ditulis sekitar 1594-1596, dalam cerita komedi tersebut Shakespeare menggambarkan tentang Romantisme percintaan empat orang pemuda Negeri Athena yang saling mencitai. Dalam drama ini Perjalanan cinta sejati keempat pemuda Athena tersebut tidak pernah berjalan lancer dan selalu dipenuhi konflik masalah asmara.
Cinta sering dieksplorasikan melalui konflik dalam cinta yang sering terjadi karena tidak adanya keseimbangan, yaitu situasi romantis di mana perbedaan atau ketidaksetaraan mengganggu keharmonisan hubungan. Contoh utama dari ketidakseimbangan ini adalah cinta yang asimetris antara empat pemuda Athena, seperti Hermia mencintai Lysander, Lysander mencintai Hermia, dan Helena mencintai Demetrius, akan tetapi Demetrius tidak mencintai Helena. Dari semua permasalahan yang telah dihadapi para tokoh dalam drama A Midsummer Night,s Dream selalu di akhiri dengan Happy Ending.
Dalam drama komedi A Midsummer Night’s Dream, selain menceritakan tentang percintaan, Shakespeare juga mengemas tulisannya dengan berbagai isu yang sangat kental dalam drama komedi A MidSummer Night’s Dream seperti issu tentang Kebahagiaan, janji, mimpi dan lain-lain. Akan tetapi isu-isu tersebut selalu dikaitkan dengan percintaan dari ke_empat pemuda Athena dalam karya Shake speare yanag sangat terkenal ini.
Penulis berpendapat bahwa pemahaman terhadap romantisme cinta tidak cukup digali melalui fakta-fakta yang terjadi saat ini, tetapi juga harus mengikutkan pandangan-pandangan masa lalu sebagai tolak ukur.
Dengan menghadirkan isu-isu romantisme cinta yang dari salah satu drama terpopuler sepanjang masa, diharapkan dapat menemukan makna dan pemahaman baru yang lebih mendalam tentang isu-isu tersebut.
1. Analisis Drama A Midsummer Night's Dream
Penulis menemukan beberapa kutipan-kutipan penting yang menggambarkan tentang keromantisan cinta yang di alami oleh para pemuda Athena dalam drama A Midsummer Night’s Dream.
Egeus (Act 1, Scene 1)
And, my gracious Duke,
This man hath bewitched the bosom of my child.
Thou, thou, Lysander, thou hast given her rhymes,
And interchanged love-tokens with my child.
Thou hast by moonlight at her window sung
With feigning voice verses of feigning love,
And stolen the impression of her fantasy
With bracelets of thy hair, rings, gauds, conceits,
Knacks, trifles, nosegays, sweetmeats—messengers
Of strong prevailment in unhardened youth;
With cunning hast thou filched my daughter’s heart;
Turned her obedience, which is due to me,
To stubborn harshness. And, my gracious Duke,
Be it so she will not here before your grace
Consent to marry with Demetrius.
Kutipan di atas merupakan salah satu kutipan penting yang membahas tentang cinta. Egeus menyampaikan pada Theseus bahwa Lysander mendapatkan cinta anaknya, Hermia, dengan menggunakan rayuan yang berupa puisi, lagu-lagu cinta, dan hadiah-hadiah lain seperti bunga atau kalung. Ini menunjukkan bahwa Egeus tidak percaya pada romantisme yang disuguhkan Lysander pada anaknya. Dia menggangap bahwa anaknya akan mendapat masa depan yang lebih cerah dengan lelaki pilihannya, Demetrius
Hermia (Act 1, Scene 1)
So will I grow, so live, so die, my lord,
Ere I will yield my virgin patent up
Unto his lordship, whose unwished yoke
My soul consents not to give sovereignty.
Dalam kutipan ini Hermia menyatakan tidak mau menyerahkan cintanya pada lelaki pilihan ayahnya, dan lebih memilih untuk dihukum mati atau hidup sebagai biarawati. Ini menunjukkan bahwa bagi Hermia cinta adalah pengorbanan.
Lysander (Act 1, Scene 1)
Ay me! for aught that I could ever read,
Could ever hear by tale or history,
The course of true love never did run smooth:
Dalam kutipan ini Lysander menyatakan bahwa cinta sejati, menurut cerita dan sejarah, memang selalu mendapat ujian. Ini menunjukkan bahwa selain pengorbanan, cinta juga kesabaran.
Hermia (Act 1, Scene 1)
If then true lovers have been ever crossed,
It stands as an edict in destiny.
Then let us teach our trial patience,
Because it is a customary cross,
As due to love as thoughts, and dreams, and sighs,
Wishes and tears, poor fancy’s followers.
Pernyaataan tentang kesetiaan, kesabaran, dan pengorbanan yang dijelaskan pada kutipan-kutipan sebelumnya juga tampak pada kutipan di atas ini. Hermia menyatakan bahwa dia akan bertahan meghadapi rintangan dan menjaga cintanya meski mereka harus berpisah. Artinya, cinta tidak harus selalu bersama. Dia juga menganggap cinta sebagai bagian dari imajinasi.
Helena (Act 1, Scene 1)
Call you me fair? That fair again unsay.
Demetrius loves your fair—O happy fair!
Your eyes are lodestars, and your tongue’s sweet air
More tuneable than lark to shepherd’s ear,
When wheat is green, when hawthorn buds appear.
Sickness is catching. O, were favour so,
Yours would I catch, fair Hermia, ere I go;
My ear should catch your voice, my eye your eye,
My tongue should catch your tongue’s sweet melody.
Were the world mine, Demetrius being bated,
The rest I’d give to be to you translated.
O, teach me how you look, and with what art
You sway the motion of Demetrius’ heart!
Dalam kutipan ini Helena menyatakan bahwa cinta Demetrius pada Hermia diakibatkan ketertarikannya pada kecantikan Hermia. Dialog ini menyatakan bahwa cinta dipengaruhi oleh indra dan cenderung pada hal-hal yang indah.
Helena (Act 2, Scene 1)
And even for that do I love you the more.
I am your spaniel; and, Demetrius,
The more you beat me, I will fawn on you:
Use me but as your spaniel, spurn me, strike me,
Neglect me, lose me; only give me leave,
Unworthy as I am, to follow you.
What worser place can I beg in your love—
And yet a place of high respect with me—
Than to be used as you use your dog?
Dalam dialog cinta merupakan obsesi dan imajinasi. Helena mengemis dan bersedia, bahkan meski hal itu tidak sesuai dengan budaya Athena yang digambarkan dalam drama ini, untuk menjadi anjing atau peliharaan dari Demetrius agar bisa mendapatkan tempat dihatinya. Dia menyamakan cintanya dengan anjing yang ketika dipukul menjadi semakin patuh.
KESIMPULAN
Dari uraian analisis diatas dapat disimpulkan bahwa cinta yang dirasakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam drama tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Ada yang dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik dan ada juga yang dipengaruhi oleh faktor psikis. Seperti Hermia yang cintanya diawali dengan kekaguman terhadap romantisme yang dibawakan Lysander. Sedangkan Demetrius mencintai Hermia karena terobsesi dengan kecantikannya.
Konflik dalam cinta yang terjadi dalam drama ini disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan, yaitu situasi romantis di mana perbedaan atau ketidaksetaraan mengganggu keharmonisan hubungan. Cinta asimetris antara empat pemuda Athena ini memicu timbulnya ketidakharmonisan dalam hubungan mereka. Hermia mencintai Lysander, Lysander mencintai Hermia, dan Helena mencintai Demetrius, akan tetapi Demetrius tidak mencintai Helena.